Roket Tiongkok pecah di orbit rendah Bumi, menciptakan awan puing luar angkasa, kata Komando Luar Angkasa AS
Salah satu roket Long March 6A Tiongkok telah pecah di orbit rendah Bumi dan menciptakan awan puing yang terdiri dari ratusan keping, menurut beberapa entitas pelacak puing luar angkasa.
Roket tersebut diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan pada hari Selasa untuk mengirimkan 18 satelit G60 ke orbit, yang menandai penempatan pertama untuk konstelasi Seribu Layar milik grup Teknologi Satelit Shanghai Spacecom.
Megakonstelasi satelit pada akhirnya akan mencakup 1.296 satelit, dan ada rencana untuk memperluas kapasitas menjadi sekitar 14.000 untuk menyaingi satelit Starlink SpaceX.
Shanghai Spacecom Satellite Technology tidak menanggapi permintaan komentar CNN. Komando Luar Angkasa AS, cabang dari Departemen Pertahanan AS, mengonfirmasi jatuhnya roket tersebut pada hari Kamis.
“USSPACECOM tidak mengamati adanya ancaman langsung dan terus melakukan penilaian konjungsi rutin untuk mendukung keselamatan dan keberlanjutan domain luar angkasa,” menurut juru bicara Komando Luar Angkasa AS.
Komando Luar Angkasa AS terus melacak puing-puing tersebut dan memberikan informasi kepada NASA.
“Belum ada ancaman langsung terhadap Stasiun Luar Angkasa Internasional yang diamati akibat perpecahan ini,” kata Rob Margetta, pejabat urusan masyarakat di markas besar NASA.
Roket Tiongkok pecah di orbit rendah Bumi
Jumlah puing yang terlacak berubah setiap jamnya pada hari Kamis. Di mulai dengan lebih dari 50 puing yang terlacak oleh Jaringan. Sensor Global Slingshot Aerospace. Kemudian, Komando Luar Angkasa AS mengatakan sedang melacak lebih dari 300 buah.
Kini, data radar dari organisasi pelacak LeoLabs telah mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut mengakibatkan setidaknya 700 pecahan puing dan berpotensi lebih dari 900 pecahan.
‘Bahaya yang signifikan’
Roket tersebut di yakini pecah pada ketinggian 503 mil (810 kilometer) di atas permukaan bumi, dan puing-puing tersebut menimbulkan. “Bahaya signifikan bagi konstelasi (orbit rendah Bumi)” di bawah ketinggian 497 mil (800 kilometer), menurut Slingshot.
Sebagai referensi, Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit sekitar 254 mil (408 kilometer) di atas Bumi.
Sistem sensor Horus Slingshot, yang menyediakan pelacakan satelit di orbit rendah Bumi. “Mendeteksi serangkaian objek terang dan tak terduga yang bergerak . EDi sepanjang jalur orbit yang sama dengan badan roket dan satelit G60 yang di kerahkannya.”
Risiko sebenarnya dari awan puing-puing tersebut tidak akan di ketahui sampai para ahli mempunyai kesempatan untuk menganalisisnya secara menyeluruh. Yang mungkin memerlukan waktu sekitar satu hari lagi. Dan alasan jatuhnya roket tersebut masih belum di ketahui.