Ketua Partai Komunis Vietnam menyerahkan kekuasaan kepada presiden saat ia menjalani perawatan medis
Presiden Vietnam To Lam telah mengambil alih tugas ketua Partai Komunis Nguyen Phu Trong yang fokus pada pengobatan yang tidak di tentukan untuk kesehatannya, kata partai tersebut pada hari Kamis.
Langkah luar biasa ini terjadi setelah berbulan-bulan muncul spekulasi bahwa kesehatan Trong melemah. Pihaknya tidak menjelaskan perlakuan apa yang di terimanya.
Lam, mantan kepala keamanan dalam negeri, secara luas dipandang sebagai kandidat utama untuk menggantikan Trong ketika masa jabatannya berakhir pada tahun 2026. Politbiro partai yang berkuasa telah menugaskannya untuk memimpin “pekerjaan Komite Sentral Partai, Politbiro dan Dewan Keamanan.” Sekretariat,” menurut pernyataan dari kantor pusat partai.
Trong, seorang ideolog Marxis-Leninis, sejak tahun 2017 melancarkan apa yang oleh banyak orang di anggap sebagai tindakan keras terhadap korupsi ala Tiongkok yang di kenal sebagai “tungku yang menyala-nyala”. Namun dalam beberapa bulan terakhir, ia tampak rapuh di acara-acara publik dan melewatkan beberapa pertemuan tingkat tinggi.
Ketua Partai Komunis Vietnam menyerahkan kekuasaan kepada presiden
Secara mengejutkan, Politbiro menganugerahi Trong pada hari Kamis dengan medali Bintang Emas, penghargaan tertinggi negara bagi pejabat publik. Namun di plomat tersebut, yang menolak di sebutkan namanya, menambahkan.
Lam terpilih sebagai presiden pada bulan Mei setelah beberapa pemimpin penting mengundurkan diri di tengah tuduhan melakukan kesalahan yang tidak di sebutkan secara spesifik, yang merupakan bagian dari kampanye anti-korupsi yang di luncurkan oleh Trong. Namun di plomat tersebut, yang menolak di sebutkan namanya, menambahkan.
Lam, pemain kunci dalam tindakan keras tersebut, berjanji setelah terpilihnya dia untuk “dengan tegas dan terus-menerus melanjutkan perjuangan melawan korupsi”. Namun di plomat tersebut, yang menolak di sebutkan namanya, menambahkan.
Pasar saham utama Vietnam naik tipis 0,5% setelah pengumuman tersebut. Namun di plomat tersebut, yang menolak di sebutkan namanya, menambahkan.
Seorang diplomat senior Barat yang berbasis di Hanoi mengatakan dia melihat perluasan kekuasaan Lam sebagai hal yang “baik untuk stabilitas.” Namun di plomat tersebut, yang menolak di sebutkan namanya, menambahkan.
Namun di plomat tersebut, yang menolak di sebutkan namanya, menambahkan. “Kita perlu melihat apakah hal ini berdampak pada kebijakan ekonomi, luar negeri dan dalam negeri dan ke arah mana.” Meskipun Vietnam secara resmi tidak memiliki penguasa tertinggi. Ketua partai memegang posisi paling berkuasa di negara yang di kuasai Komunis tersebut. Trong, 80, telah menduduki jabatan tersebut sejak 2011.