Para arkeolog menemukan lempengan tanah liat kecil berusia 3.500 tahun setelah gempa bumi
Para arkeolog telah menemukan sebuah tablet kecil berusia 3.500 tahun yang bertuliskan tulisan paku selama penggalian di sebuah situs di Turki yang dapat menjelaskan seperti apa kehidupan pada Zaman Perunggu Akhir.
Cuneiform, salah satu bentuk tulisan tertua, digunakan di Timur Tengah kuno.
Cuneiform mencatat bahasa Sumeria, Akkadia, dan bahasa-bahasa lain di Mesopotamia, wilayah tempat berkembangnya peradaban paling awal di dunia yang sekarang di sebut Irak modern. Ahli-ahli Taurat yang berpendidikan tinggi menciptakan karakter khas berbentuk baji dengan menggunakan buluh pada lempengan tanah liat.
Tablet yang baru di temukan, yang berasal dari abad ke-15 SM, tampaknya berfungsi sebagai tanda terima yang di perinci. Di tulis dalam huruf paku Akkadia, prasasti kuno tersebut menggambarkan pembelian furnitur dalam jumlah besar. Dan tablet tersebut hanyut hingga ke gerbang pada suatu saat,” kata Lauinger.
“Kami yakin tablet seberat 28 gram ini akan memberikan perspektif baru dalam memahami struktur ekonomi dan sistem negara di Zaman Perunggu Akhir,” kata Mehmet Ersoy, menteri kebudayaan dan pariwisata Turki, dalam sebuah pernyataan. Dan tablet tersebut hanyut hingga ke gerbang pada suatu saat,” kata Lauinger.
Tablet ini hanya berukuran 1,7 inci kali 1,4 inci (4,2 sentimeter kali 3,5 sentimeter) dengan ketebalan 0,6 inci (1,6 sentimeter). Para peneliti menemukan artefak tersebut di luar gerbang kota kuno Alalakh, yang sekarang di kenal sebagai gundukan dan situs arkeologi Tell Atchana.
Para arkeolog menemukan lempengan tanah liat kecil berusia 3.500 tahun
Tapi mungkin yang lebih mengejutkan adalah tablet kecil itu di temukan pada bulan Juli saat pekerjaan restorasi setelah gempa bumi dahsyat. Pasca bencana alam, arkeologi menjadi salah satu bentuk pemulihan dan penyembuhan masyarakat, kata pemimpin penggalian Dr. Murat Akar. Dan tablet tersebut hanyut hingga ke gerbang pada suatu saat,” kata Lauinger.
Pesanan furnitur kuno Dan tablet tersebut hanyut hingga ke gerbang pada suatu saat,” kata Lauinger.
Arkeolog Inggris Sir Leonard Woolley pertama kali menggali kota Alalakh pada tahun 1930-an. Dia menemukan arsip tablet paku di sebuah benteng yang bersebelahan dengan gerbang, kata Dr. Jacob Lauinger, profesor. Asyur di Universitas Johns Hopkins di Baltimore.
“Tablet baru tersebut berasal dari arsip tablet yang sama atau dari tablet lain yang belum di gali di dalam benteng. Dan tablet tersebut hanyut hingga ke gerbang pada suatu saat,” kata Lauinger.
Lauinger dan Zeynep Türker, seorang mahasiswa doktoral di departemen studi Timur Dekat Johns Hopkins. Saat ini sedang menerjemahkan dan mempelajari tablet tersebut bersama Akar, yang merupakan profesor madya di departemen arkeologi di. Universitas Mustafa Kemal di Turki.