AS mulai menarik peralatan militer dari Niger sebelum batas waktu penarikan
Amerika Serikat mulai menarik peralatan militer dan personel tambahan keluar dari Niger pada hari Jumat setelah menunggu berbulan-bulan hingga junta militer yang berkuasa menyetujui penerbangan militer Amerika ke negara tersebut, Departemen Pertahanan AS dan Departemen Pertahanan Nasional Republik Niger mengumumkan pada hari Sabtu.
Kabar tersebut muncul menjelang batas waktu penarikan 15 September yang di sepakati kedua negara.
Prioritas AS adalah memindahkan peralatan sensitif dari Niger terlebih dahulu, kata sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Situs pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat kargo C-17 AS sedang dalam perjalanan ke ibu kota Niger, Niamey, pada hari Jumat. Sebagian besar peralatan dan perlengkapan militer AS berada di Niamey di tempat yang di kenal sebagai Pangkalan 101. Sebuah sumber mengonfirmasi bahwa penerbangan ini bertujuan untuk menarik peralatan militer dan beberapa personel.
Bulan lalu, AS dan Niger mencapai kesepakatan untuk penarikan pasukan Amerika dari negara tersebut, memberikan waktu empat bulan kepada militer untuk menarik sekitar 1.000 personel dan peralatan militer AS dari negara Afrika Barat tersebut. Niger pernah menjadi pusat pengawasan AS terhadap kelompok ekstremis berkekerasan di wilayah tersebut. Termasuk penggunaan drone MQ-9 Reaper. AS juga melatih pasukan Niger.
Namun kudeta di Niger Juli lalu menghentikan misi pelatihan tersebut. Hubungan antara AS dan junta militer semakin tegang ketika para pejabat pemerintahan Biden menyerukan jalan yang jelas menuju pemilu yang bebas dan adil.
AS mulai menarik peralatan militer dari Niger
Meskipun ada upaya untuk mempertahankan kehadiran militer di Niger, junta militer pada awal tahun ini menyerukan penarikan pasukan AS dari negara tersebut. Sebuah proses yang rumit karena perlunya memindahkan peralatan sensitif AS. AS juga terpaksa menunggu junta militer Niger menyetujui izin penerbangan untuk menarik personel dan peralatan, kesepakatan yang baru di capai bulan lalu.
Personil AS yang berangkat sebelum perjanjian tersebut telah melakukan penerbangan komersial ke luar negeri. Kata para pejabat AS. Ketika AS bersiap untuk menarik diri dari negara tersebut, pasukan Rusia telah pindah. Beroperasi di pangkalan yang sama dengan pasukan AS. Pengaturan tersebut, yang menempatkan kedua militer dalam posisi yang relatif berdekatan. Menjadi titik pertikaian antara. AS dan Niger, dan hal ini semakin menggarisbawahi kekhawatiran bahwa junta militer negara tersebut akan beralih ke Kremlin. Rusia dan Niger sepakat untuk memperkuat hubungan militer mereka pada bulan Januari, kata Kementerian Pertahanan Rusia pada saat itu.
Rusia telah bekerja keras untuk memperluas pengaruhnya di kawasan. Minggu ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Burkina Faso dan mengatakan Rusia akan menambah jumlah instruktur militer yang bekerja di negara tersebut.